Rumah bergaya modern itu memiliki kolam berisi gurami. Disamping kolam, beberapa aglonema ditata rapi bersama tanaman-tanaman lainnya. Pemilik rumah, Asridal Fian menyambut dengan senyuman ramah.
menaiki satu persatu anak tangga, pandangan langsung dimanjakan dengan berbagai macam sayuran sawi-sawian. Atap rumah, ia sulap dengan konsep Green House. “Ini green house ala kadarnya karena belum memenuhi standart,” katanya, Rabu, 26 Agustus 2020.
Sembari berkeliling kebun, Fian bercerita kebun hidroponik sudah ia bangun bersama istrinya sejak November 2015 lalu. Kebun hidroponik dengan luas 9 x 9 m ini, bisa mendapatkan sekitar 1850 lobang tanam. Tak hanya memanfaatkan atap rumahnya, Fian juga menyulap teras rumah adiknya yang berukuran 3 x 6 m sehingga mendapatkan 400 lobang tanam.
Jadi total lobang tanam yang dimiliki Fian adalah 2200 lobang tanam. Awal-awal memulai hidroponik, Fian belajar otodidak via youtube. Di tahun 2016, Fian kemudian bergabung di komunitas hidroponik Riau via offline.
“Di komunitasnya, ada dua, online via facebook, sedangkan offline biasanya diadakan pertemuan sekali tiga bulan.”
Perjalanan Fian di hidroponik, tidak bisa dikatakan mudah. Ia sempat juga mengalami kerugian. Pernah saat musim panen, ia dan istrinya terlambat memanen karena lain kesibukan.
Akhirnya, tanaman yang siap panen itu terkena hama. Perkembangan hama begitu cepat sehingga 200 hingga 300 sayur pada lobang tanam milik Fian, gagal panen.
Gagal panen juga pernah diamali pada saat musim hujan. Gagal panen yang dialami Fian, tidak lantas membuat lelaki itu mundur. Fian tetap semangat untuk terus belajar mengembangkan hidroponik.
Tak tanggung-tanggung, Fian kemudian memperdalam ilmu dengan mengikuti pelatihan pembuatan nutrisi hidroponik di Sumatera Barat selama dua bulan. “Waktu itu yang ngajarin berasal dari Jawa,” terangnya.
Dalm sebulan, ia bisa menghasilkan lima hingga enam juta. Dikurangi biaya operasional lainnya seperti listrik, Rp 2.5 juta hingga Rp 3 juta masih dikantonginya. “Lumayan sebagai tambahan uang dari hoby bertanam itu, tapi yang lebih penting ketimbang materi adalah kepuasan saya pribadi.”
Sejak 2016 hingga saat ini, Fian menjual hasil hidroponiknya ke tiga pasar modern, dua di antaranya Hawai Rumbai dan Pasar Buah 88. Untuk ke Hawai Rumbai, dua kali seminggu pengiriman tanaman hidroponik, sedangkan ke pasar buah 88, itu satu kali seminggu.
Selain itu, Fian juga menjual hasil hidroponiknya jika ada yang meminta via WhatsApp. Terkait harga, Fian mengaku, harga sayur hidroponik itu stabil.
“Mau naik turun harga sayur di pasar tradisional, harga sayur hidroponik tetap segitu,” katanya sembari tersenyum ramah.
***
Sembari kembali berkeliling di kebun mini hidroponik miliknya, Fian sedikit berbagi cara menanam sayuran dengan hidroponik. Cara pertama, membuat sistem hidroponik. Untuk membuat sistem hidroponik, maka membutuhkan pipa paralon, gelas plastik/netpot, penyambung paralon, penutup paralon, gergaji, selang, pompa aquarium, alat solder, alat bor, air, rockwool, biji tanaman hidroponik, dan nutrisi.
Cara kedua, rockwool dipotong sebesar 2,5 cm x 2,5 cm untuk semain. Lubangi masing-masing bagian atas rockwoolnya. Taruh dibaki, masukan ditiap lubangan rockwool biji tanaman.
Disekeliling rockwool kemudian diberi air. Ditas rockwool juga disemprotkan air, lalu diamkan sepuluh hari. Setelah sepuluh hari, cara ketiga, masukan tanaman kecil ke netpot atau gelas plastik yang sudah dilobangi, jika ingin lebih murah. Letakan netpot/gelas plastik itu ke dalam sistem hidroponik. Setelah itu, tinggal tunggu panen.
Di kebun hidroponik Fian sendiri, ada berbagai tujuh jenis sawi-sawian. Tak hanya itu, Fian juga menanam daun mint secara hidroponik. Menurut lelaki itu, di antara semua tanaman hidroponiknya, daun mint-lah yang harganya lebih mahal. “Selain itu, menanam daun mint secara hidroponik pun mudah.”
Kedepannya, Fian berharap bisa menambah lahan. “Lagi nyari lahan. Trus juga, semoga bisa lahan baru itu nantinya jadi tempat belajar bagi teman-teman yang ingin memperdalam hidroponik,” tutupnya.